ARTIKEL

CIPTAAN TUHAN “SANGAT BAIK” adalah “PRIMA” DALAM ORGANISASI
Mahli Sembiring*
Adakah hubungan antara ciptaan Allah yang “sungguh amat baik” dalam Kejadian 1:31 dengan kinerja puncak organisasi yang disebut “prima”? Sesungguhnya organisasi adalah replika dari karya Allah melalui manusia. Manusia adalah replika dari Allah, maka apapun yang dikerjakan oleh manusia itu juga adalah replika dari pekerjaan Allah. Ini adalah Misi Allah Bapa yang pertama (The Great Development) dari Trilogy Mission Allah Yang Esa (yang dua lagi: The Great Commandment misi Allah Anak, dan The Great Mission misi Allah Roh Kudus) kepada manusia untuk mengusahakan dan memelihara “Taman Eden”, yaitu tempat berada dan karya setiap manusia dimana dia diberikan talenta dan kondisi sesuai “DNA” masing-masing. Marki kita lihat cerita berikut:
“Pada mulanya Allah menciptakan surga (langit versi LAI) dan bumi. Dan bumi itu tanpa bentuk, dan kosong; dan kegelapan berada di muka yang mendalam. Dan roh Allah melingkupi permukaan air. Dan Allah berkata, “Biarlah di situ terang”, Dan disitu ada terang ... Dan Allah memisahkan terang dari kegelapan ... hari Pertama.
Dan Allah berkata, “Biarlah disitu cakrawala di antara air, dan biarlah itu memisahkan air dari air”. Dan Allah membuat cakrawala, dan memisahkan air yang berada di bawah cakrawala dengan air yang berada di atas cakrawala ... dan Allah menyebut cakrawala itu Surga ... hari Kedua.
Dan Allah berkata, “Biar air dibawah Surga berkumpul bersama kedalam satu tempat dan biar tanah kering muncul. Dan Allah menyebut tanah kering itu Bumi; dan air yang berkumpul bersama disebutnya Lautan. Dan Allah berkata, biarlah bumi menumbuhkan rumput-rumput, tanam-tanaman (herbal) menghasilkan benih, dan pohon buah-buahan menghasilkan buah ... hari Ketiga.”
Mari kita lihat pemikiran seorang Pakar Manajemen Perubahan tentang nats tersebut.
“Pada mulanya Allah menciptakan surga (langit menurut LAI) dan bumi.
Bagi pakar manajemen perubahan, itu berarti bahwa hal pertama yang telah diciptakan oleh Allah adalah dunia. Baik! Tapi, bagaimana?
Dan bumi itu tanpa bentuk, dan kosong; dan kegelapan berada di muka yang mendalam.
Ingat bahwa semua bahan adonan ada di sana: bumi dan kegelapan, yang merupakan lawan dari terang, yang segera “diciptakan”. Bagaimana itu “diciptakan” jika itu sudah ada di sana? Air sudah ada disana berada. Bukankah roh Allah melingkupi permukaan air? Bagaimanakah bisa Allah menciptakan sesuatu yang sudah ada di sana? Semuanya, saya sebut, dormant? Semuanya itu ada disana tanpa bentuk, yang dalam aslinya dalam bahasa Ibrani “Tohu va vohu.” Secara literal berarti, dalam keseluruhan butiran/bubuk/serbuk halus/tepung. Semua bahan-bahan itu ada tetapi tanpa keteraturan, nama, batasan-batasan, atau barisan/urutan.
Dan roh Allah melingkupi (melayang-layang di atas: LAI) permukaan air.
Tunggu, tunggu, tunggu! Darimana datangnya roh ini? Ingat bahwa inilah yang pertama kali kata “roh” disebutkan. Kata Ibrani dari asal adalah “ruach”. Secara literal berarti “angin”, yaitu udara. Roh itu tidak dormant. Roh itu tidak diciptakan. Roh itu berada di sana selamanya. Tanpa roh itu, tidak ada satupun yang akan atau terjadi. Tidak ada kehidupan tanpa udara. Jika kita melihat kehidupan pada planet-planet lain, kita mencari oksigen. Jika disitu ada air di situ ada oksigen, dan mungkin ada kehidupan disitu. Apakah air dan udara (oksigen) berhubungan secara kimia? Cara paling cepat untuk mati adalah tanpa udara. (Kurang oksigen, karena itu, memperpendek kehidupan).
Jadi apa yang dilakukan Allah, roh Kehidupan, yang dikerjakan pertama?
Dan Allah berkata, “Biarlah di situ terang”, Dan disitu ada terang ...
Terang atau Cahaya datang dari matahari, dan matahari adalah panas, energy, api.
Kita dapat mengetahui bagaimana Allah mengaktifkan unsur-unsur tersebut. Api diaktivasi pertama. Harap diperhatikan apa yang saya katakan. Itu tidak diciptakan. Itu tidak diciptakan karena itu sudah ada di sana. Itu hanya diaktivasi, dan penciptaan adalah dalam tindakan mengaktivasi. Bagaiamana, tegasnya, semua ciptaan diaktivasi? Dengan memberinya nama-nama, batasan-batasan, dan aturan-aturan.
Dan Allah berkata, “Biarlah disitu cakrawala di antara air, dan biarlah itu memisahkan air dari air”. Dan Allah membuat cakrawala, dan memisahkan air yang berada di bawah cakrawala dengan air yang berada di atas cakrawala ... dan Allah menyebut cakrawala itu Surga ...
Air adalah yang diaktivasi berikutnya. Itu sudah ada disana, dan Allah mengaktivasinya dengan menetapkan batasan-batasan dan memberinya nama. Kita tidak tahu apakah sesuatu itu sampai kita dapat memberinya nama itu; dengan cara itulah bagaimana aturan-aturan dibuat. Dan begitulah caranya bagaimana bayi belajar berbicara. Mereka meminta nama untuk segala sesuatu.
Dan Allah berkata, “Biar air dibawah Surga berkumpul bersama kedalam satu tempat dan biar tanah kering muncul. Dan Allah menyebut tanah kering itu Bumi; dan air yang berkumpul bersama disebutnya Lautan.
Bumi – tanah – adalah terakhir. Lagi, perhatikan bahwa Allah tidak menciptakan itu. Itu sudah ada di sana, Allah hanya mengaktivasinya, memberinya hidup, dan sekarang bahwa empat unsur-unsur: - udara, api (energi), air, dan bumi – sudah aktif. Semuanya siap untuk “bekerja” dan “diperintah”.
Dan Allah berkata, biarlah bumi menumbuhkan rumput-rumput, herbal menghasilkan benih, dan pohon buah-buahan menghasilkan buah ...
Dan sekarang di sana ada makanan. Allah telah siap untuk menciptakan ikan, dan, belakangan binatang-binatang. Hanya, ketika semuanya itu sudah tersedia, maka Dia menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya.
Mengapa, saya heran, bahwa Allah menciptakan gambar diriNya sendiri? Allah memulai segala sesuatu dan mengakhiri dengan replika: awal dan akhir bertemu. Seperti membakar semak belukar, tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Dan Allah melihat semuanya itu baik.
Mari kita analisa. Tidak seorangpun dari kita manusia menciptakan sesuatu yang baru. Semuanya sudah ada tersedia di sana. Kita hanya menemukannya, memberinya nama, memberikan definisi (batasan pengertian), memahaminya, dan dengan melakukan hal-hal tersebut, memberinya kehidupan atau membuatnya hidup. Bahkan Allah tidak menciptakan sesuatu ada dari yang tidak ada (terganggu pengertian teologia Anda? Yang diajarkan Allah menciptakan dari tidak ada menjadi ada? Alkitab, dalam nats di atas membuktikan sebaliknya). Segala sesuatu sudah ada di sana waktu dimulai, dan Allah memberinya kehidupan. Bagaimana? Allah memberinya roh, atau diterjemahkan secara literal dari asal Ibrani, Allah memberinya nafas dari udara. Terjemahan literal dari aslinya tertulis “ruach Elohim”, angin dari Allah. Roh dalam Ibrani adalah “neshama”, satu kata yang berasal dari akar kata yang sama dengan “neshima”, yang berarti “nafas”. Udara, yang semuanya kita dapat hirup secara bersamaan, adalah yang membuat kita saling tergantung. Itu adalah oksigen yang memungkinkan kehidupan dan, dengan cara seperti itu, menyebabkan entropi yang mengakibatkan penuaan, dan, bahkan kematian. Tanpa oksigen maka tidak akan ada kehidupan, dan tanpa kehidupan maka tidak ada kematian. Ketika lahir, kita lebih jauh dari kematian daripada waktu sesudahnya. Dari titik itu, kita secara perlahan-lahan mengalami kematian. Kehidupan adalah proses menuju kematian.
Kehidupan dimulai dengan penggunaan pertama oksigen, dan ketika pembuahan terjadi, darah ibu memasok embrio atau janin yang bertumbuh dengan oksigen yang dibawa oleh darah. Ketika bayi lahir, tindakan pertamanya adalah menghirup nafas; tetapi tindakan ini seperti memindahkan penghalang dalam mencapai tujuan. Organisasi telah lahir sebelum kita menemukan penghalang yang menghambat perjalanan usaha kita, dan kehidupan telah mulai jauh sebelum seorang bayi lahir. Hidup dimulai bukan ketika fetus merasakan kesakitan tetapi ketika ciptaan itu menggunakan oksigen, pada waktu terjadi pembuahan.
Butir penting lainnya adalah bahwa Allah memberi perintah kepada keseluruhan butiran/bubuk/serbuk halus/tepung, dan Dia melakukan itu satu hari pada satu waktu. Bahkan Allah melakukan pekerjaanNya satu hari pada satu waktu. Itulah satu hal penting yang haru dipelajari oleh Entrepreneur (Founder, Inventor, Inisiator, Innovator). Mereka ini sering bertindak lebih mahakuasa daripada Allah. Mereka mencoba meremukkan satu tahun menjadi satu hari.
Sekarang, mari kita pertimbangkan kembali siklus hidup organisasi. Hanya sebagaimana Allah Menciptakan universe, Integrator (Visi, Tujuan, Latar Belakang Tindakan, yang membuat orang mendirikan organisasi sosial, keagamaan, pendidikan, budaya atau agama) tidak diciptakan, itu sudah tersedia di sana. Yang dibutuhkan dari kita hanyalah “kesadaran untuk menyadari”, yang disebut “menemukan untuk mengaktivasi”. Sama seperti semua unsur-unsur yang lainnya: - udara, api, air, dan bumi - Integrator ada disana. Itu jelas, bagaimanapun, belum/tidak diaktivasi seperti yang lainnya. Itu diaktivasi oleh dirinya sendiri. Itu selalu begitu, dan akan selalu begitu.
Siapa, kalau begitu, yang pertama?
Hal yang pertama adalah Allah, kekuatan yang menghidupkan – Roh adalah, bahwa dan akan selalu ada – yang diaktivasi adalah cahaya, api. Matahari, simbol api, adalah yang mengijinkan kita mendiskriminasi atau membedakan siang dengan malam, terang dengan gelap. Selanjutnya, Allah mengaktivasi air dan kemudian, bumi.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Para filsuf terdahulu (Socrates hingga Sarte) telah mengklaim bahwa ada empat unsur-unsur untuk menciptakan: udara, air, tanah, dan api. Mereka tidak sendirian. Ilmu pengobatan China, dengan usia ribuan tahun silam, menggunakan empat unsur yang sama dalam mendiagnosa dan memberikan terapi. Pengobatan Homeopathic menggunakan unsur-unsur tersebut juga.
Mari kita menggunakan PAEI untuk memberikan kode unsur-unsur tersebut. Bayangkanlah api. Api menghanguskan, menghabiskan, menghancurkan, dan pada waktu yang sama, memungkinkan kehidupan. Jika tidak terdapat matahari maka tidak ada kehidupan. Api, bagi saya adalah Entrepreneur = E. Saya mengusulkan bahwa udara adalah Integrator = I, dan lagi, kita dapat melihat bahwa tanpa I, maka tidak ada E. Tanpa udara, maka api akan padam. Air adalah Administrator = A; bumi adalah Performer = P. Mengapa? Saya tidak tahu, dan saya tidak dapat menjelaskan selain berkata bahwa sebagaimana A dan I adalah saling berhubungan maka air dan udara juga saling berhubungan.
Jadi, bagaimana Penciptaan diselesaikan? I selalu ada di sana. Kemudian E dan A diaktivasi, kemudian, pada akhirnya diikuti oleh P. Ini adalah jalur optimal (bukan jalur biasa, normal) menuju puncak kinerja organisasi, yang disebut prima.
Ingin tahu lebih lanjut? Ingin berkomentar?

Hubungi: LCM “Lifecycle Change Management” di email: pajakhemat@gmail.com

*Dr. Mahli Sembiring, MSi, Mh.D., DCTS, CPA, BKP
 doctor of holistic ministry, master administrasi dan kebijakan bisnis, diploma completion of theology studies, certified public accountant, bersertifikat konsultan pajak
Founder & CEO/Managing Partner:
LCM : Lifecycle Change Management for “Prime” Personal and Organization
3FA : Trifinansia AkuntanAndal : Fiscal Assessment, Financial Accounting, Forensic Accountant
Kantor Konsultan Pajak Mahli Sembiring & Rekan
Perkantoran Pulomas 1 G.V.Lt.1.R.12
Jl Jend A. Yani No. 2 Jakarta 13210

Email: pajakhemat@gmail.com
http://pajakhemat.blogspot.com
http://akuntan-forensic.yolasite.com
http://wahebat.blogspot.com